Kelurahan Kayawu,,...>>
Sejarah Desa Kayawu___
Kayawu sejak jaman purba, telah menjadi daerah persengkataan penduduk Woloan-Katinggolan (Tombariri) dan Kakaskasen. Semula wilayah ini menjadi milik orang-orang Tombariri. Namun terjadi perebutan wilayah antara kedua kelompok tersebut. Dan dari perebutan wilayah yang terjadi, akhirnya dimenangkan oleh Kakaskasen. Kemudian sekitar tahun 1850 orang Kakaskasen menjadikannya sebagai kawasan berburu dan kemudian membuka areal persawahan ketika mereka menemukan mata air Liwowo (disebut juga Leow yakni nama jenis kayu yang tumbuh di situ pada waktu itu).
Tak berselang lama kemudian, timbul lagi sengketa dengan penduduk Tombariri dari Woloan.
Kelompok dari Woloan kemudian menuju ke arah Timur di telaga yang memiliki mata air Liwowo yang menjadi sumber air persawahan penduduk asal Kakaskasen.
Di lokasi yang jadi persengketaan, ada satu leput yang sengit diperebutkan. orang Tombariri dari Woloan mengkalim, leput atau bubusan sungai Karinda yang melewati Telaga Liwowo di ujung selatan Pegunungan Irang, terbuat dari kayu Woloan. Tapi, menurut pemukim-pemukim Kakaskasen, leputnya terbuat dari kayu Kayawu. Sejenis kayu berwarna merah yang mereka pasang pada ketika itu.
Pemerintah kini turun tangan mencampuri dengan mengadakan kesepakatan antara kedua belah pihak dan disetujui. Yakni, tempat yang ditumbuhi kayu Woloan kepunyaan orang Woloan, sebaliknya yang ditumbuhi kayu Kayawu milik orang Kayawu. Dari penelitian dan pemeriksaan yang dilakukan ternyata leput tersebut terbuat dari kayu Kayawu. Segera dinyatakan wilayah itu milik orang Kakaskasen dan diperintahkannya penanaman tawaang di gunung Kasehe melewati Pegunungan Irang melewati leput Kayawu di Liwowo menuju ke sungai Ranowangko sebagai batas dengan Tombariri.
Sejak itulah perkampungan di daerah antara lembah Sungai Karinda dan Sungai Lelean dinamakan Kayawu.
Selang beberapa tahun berjalan Kayawu menjadi negeri mandiri dari Kakaskasen.
Dan akhirnya pada Tahun 1891 Kayawu dipindahkan dari Tambersiow ke lokasi yang sekarang. Dibekas pemukiman Liwowo kini masih berada sejumlah Waruga.
Meskipun penduduk pada waktu itu telah menganut agama Kristen, tapi pemindahan negeri dilakukan dengan menggunakan adat tradisi. Para pemimpin dan masyarakat mengadakan acara Linigauan atau Lalagesan, bertanya kepada Empung dan mendapat pertanda baik di Watu Sumanti, dekat dengan Lezar, sehingga Kayawu baru mulai ditempati.
Tempat-tempat Penting :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar